Pemilihan wali kota (Pilwako) Manado digelar 17 Februari 2016. Bayang-bayang minimnya partisipasi pemilih menghantui Pilwako tersebut meski memiliki jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) terbanyak di Sulut yaitu 380.017 pemilih. Hal tersebut belum menjamin wajib pilih datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Sejumlah permasalahan merosotnya animo pemilih, disebabkan digugurkannya calon nomor urut dua Jimmy Rimba Rogi dan Boby Daud, diberhentikannya Ketua KPU Manado Eugenius Paransi, dipecatnya Panwaslu Manado, dan ditundanya jadwal Pilwako. Selain itu, ada dua partai yang akhirnya tak bisa diakomodir. Partai Golkar dan PAN. Fakta di atas membuat Pilwako akhirnya tak lagi disambut antusias masyarakat.
Berikut Hasil quick count sementara pilwako Kota Manado data hasil perhitungan cepat dari media center GSVL - Mor Bastian :
1. Harley Mangindaan - Jemmy Asiku : 31.32 persen - 40.474 suara
3. Vicky Lumentut - Mor Bastiaan : 36.27 persen - 46.874 suara
4. Hanny Pajouw - Tony Rawung : 32.41 persen - 41.889 suara
#Dengan total suara sementara yang masuk 129 .237 Gabungan 11 kecamatan - Media Center menegaskan hasil ini adalah real karena langsung dari saksi yang ada. Pendukung GSVL - Mor langsung bersorak atas klaim kemenangan ini.
Waktu sosialisasi sangat terbatas hingga Ruang bagi KPU untuk sosialisasi dibatasi waktu dan anggaran. Masalah krusial lainnya adalah, tidak diberinya kesempatan bagi masyarakat yang memiliki hak konstitusional untuk memilih. Terutama bagi mereka yang memasuki usia 17 tahun sejak 9 Desember sampai saat ini.
Di sisi lain, KPU menegaskan, DPT Pilkada 2016 akan menggunakan DPT Pilgub 9 Desember 2015. Karenanya, hal tersebut akan menjadi permasalahan tersendiri. Sebab, salah satu indikator mengukur kualitas Pilwako, sangat ditentukan tingginya prosentase masyarakat sebagai pemilih. Jika memang Pilwako dilaksanakan 17 Februari 2016, efek negatif jika prosentase pemilih rendah adalah kebijakan yang hendak dibuat kepala daerah terpilih, bakal mendapat resistensi kebanyakan masyarakat.