Perdana Menteri Kanada Stephen Harper mengumumkan pemilihan umum (Pemilu) akan digelar pada 19 Oktober mendatang. Fokus penguatan ekonomi akan menjadi isu besar yang akan diangkat. Harper yang berkuasa sejak tahun 2006 membubarkan parlemen setelah bertemu dengan Gubernur Jenderal David Johnston, wakil dari Ratu Elizabeth II, dan kepala bagian Kanada dalam negara Persemakmuran.
Dalam Pemilu kali ini, pemilih akan memilih 338 anggota Parlemen. Kampanye 79 hari akan menjadi salah satu yang terpanjang dalam sejarah Kanada. Harper mengatakan pemilu adalah tentang kepemimpinan pada isu-isu besar yang mempengaruhi semua pihak, perekonomian dan keamanan bangsa. "Ini adalah pemilu tentang siapa yang akan melindungi perekonomian kita dan memastikan kesejahteraan Kanada di masa depan. Pemilu bukan kontes popularitas," tambahnya seperti diberitakan AFP.
Harper mengatakan kampanye kali ini akan lebih panjang untuk memberikan waktu yang cukup buat pemilih, benar-benar mempelajari platform dan visi-misi partai dan calon. Perekonomian Kanada diperkirakan akan mengalami pelemahan atau resesi pada bulan September. Tapi Gubernur Bank Sentral Stephen Poloz mengatakan bulan ini ekonomi sebenarnya dalam resesi. Bank Sentral Kanada bulan lalu memangkas suku bunga untuk kedua kalinya tahun ini untuk menghidupkan kembali ekonomi yang terpukul parah terkena dampak harga minyak global.
Harper telah merencanakan untuk menampilkan dirinya sebagai salah satu pemimpin G7 pertama untuk memasukkan anggaran berimbang sejak krisis keuangan global, memperkuat citranya sebagai manajer fiskal yang kuat. Meningkatkan keamanan nasional juga kemungkinan akan diangkat dalam kampanye, setelah serangan di Kanada pada Oktober tahun lalu. "Insiden dalam satu kasus seorang pria bersenjata menembak mati seorang petugas dan menyerbu parlemen. Pemilu ini juga tentang keamanan," kata Harper.