Bencana asap akibat kebakaran lahan di luar Pulau Jawa turut mengganggu pelaksanaan proses pemilihan kepala daerah (pilkada) 2015. Saat ini, sedikitnya 48 kabupaten/kota di 5 provinsi yang terganggu. Provinsi tersebut adalah Kalimantan Tengah mencakup 14 daerah, Sumatera Selatan 7 daerah, Riau 9 daerah, Kalimantan Barat 7 daerah, dan Jambi 11 daerah. "Dampak asap berpengaruh terhadap rekruitmen dan bimbingan teknis penyelenggara, proses kampanye pasangan calon, pemasangan alat peraga di tempat-tempat umum, dan distribusi logistik Pilkada," ujar Koordinator Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat, Masykuruddin Hafidz, di Jakarta, Senin (26/10/2015).
Dia menjelaskan bimbingan teknis merupakan sarana pelatihan untuk memastikan kemampuan petugas. Pelatihan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam pemungutan dan penghitungan suara, terancam tidak diikuti semua peserta yang seharusnya terlibat. "Jika berjalan pun, hasilnya belum tentu optimal karena bagaimanapun asap memang mengganggu mereka," ujar dia.
Begitu juga dengan masa kampanye dengan tatap muka antara pasangan calon dengan masyarakat pemilih. Kesempatan itu dikhawatirkan kurang optimal, baik karena jumlah partisipan yang kurang maupun terganggunya penyampaian materi. "Menyampaikan visi, misi dan program dengan mambangun komunikasi intensif membutuhkan perbincangan tanpa masker yang nyata-nyata menghalangi pembicaraan dua arah," tutur Masykuruddin.
Sementara terkait pemasangan alat peraga kampanye yang dipasang di tempat-tempat umum, menurut dia, pesan-pesannya tidak akan sepenuhnya sampai kepada calon pemilih. Jarak pandang yang terbatas menghalangi pemilih untuk dapat melihat pesan-pesan Pilkada dalam spanduk dan baliho yang juga dibiayai dari pajak yang mereka bayar.
"Apabila bencana asap dari kebakaran tidak segera tertangani, bukan tidak mungkin dapat membatalkan Pilkada. Bila logistik tidak sampai ke Tempat Pemungutan Suara karena distribusi mengalami kendala, maka pemilih akan gagal menggunakan hak suaranya," ujar dia. (PR)
