Charta Politika Indonesia merilis hasil survei preferensi politik warga Jakarta jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI tahun 2017. Dalam survei ini, petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memiliki peluang sangat besar untuk kembali menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Namun begitu, nama Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bakal menjadi penantang kuat Ahok di Pilkada 2017.
Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya mengatakan, saat simulasi dengan 14 nama yang diberikan, Ahok masih memperoleh tingkat elektabilitas tertinggi. Hasil survei menunjukkan, Ahok memperoleh 51,8 persen, kemudian Yusril 11 persen, disusul Tri Rismaharini 7,3 persen.
"Sebagai penantang, hanya Yusril yang menunjukkan angka elektabilitas yang menjanjikan kenaikan dengan menembus angka 2 digit," ujar Yunarto dalam penyampaian hasil survei bertajuk "Siapa Berani Lawan Ahok?" di kantornya, Jakarta, Rabu (30/3/2016).
Yunarto menjelaskan, pengumpulan data dilakukan pada 15-20 Maret 2016 melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Jumlah sampel sebanyak 400 responden yang tersebar di 5 wilayah kota administrasi dan 1 kepulauan di DKI.
"Survei ini menggunakan metode acak bertingkat (multistage random sampling) dengan margin of error kurang lebih 4,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen," papar dia.
Yunarto menyebut, survei ini dilakukan setelah Ahok menyatakan maju melalui jalur independen bersama Heru Budi Hartono di Pilkada DKI 2017.
Berdasarkan survei dengan metode top of mind atau tanpa diberi pilihan, Ahok memiliki tingkat elektabilitas tertinggi mencapai 44,5 persen. Disusul Yusril dengan angka 7,8 persen; Risma 2,8 persen; Ridwan Kamil 1,8 persen; dan Sandiaga Uno 1,5 persen.
"Meski sudah menyatakan mundur, Ridwan Kamil masih mendapat kepercayaan tinggi dari warga DKI. Sementara 37,5 persen responden cenderung belum tahu atau belum menentukan pilihan," jelas Yunarto.