Pilgub DKI 2017 - Beberapa nama sudah disebut-sebut bakal ikut meramaikan Pilkada DKI mendatang. Selain Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai calon gubernur incumbent, sosok Yusril Ihza Mahendra juga muncul sebagai kandidat calon gubernur yang dianggap kuat. Bahkan survei pun sudah ada yang digelar beberapa lembaga, seperti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) dan Populi Center. Hasil survei Pilgub DKI 2017 kedua lembaga itu hampir sama, masing-masing mengunggulkan Ahok sebagai calon gubernur terkuat.
Berdasarkan survei SMRC tingkat keterpilihan Ahok masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan sejumlah nama lain yang belakangan disebut-sebut akan maju pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017. Peluang Basuki “Ahok” Tjahaya Purnama untuk kembali terpilih menjadi gubernur dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017 dinilai masih tinggi, paling tidak berdasarkan data hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC). Tingkat keterpilihan Ahok berdasarkan survei SMRC masih menjadi yang tertinggi bila dibandingkan dengan sejumlah nama lain yang belakangan mulai meramaikan bursa DKI 1.
Menurut hasil SMRC, jika pilkada DKI Jakarta diselenggarakan pada waktu data untuk survei ini diambil maka sebanyak 23,5% responden mengaku akan memilih Ahok. Hasil survei Populi Center pada 13-17 Februari 2016 yang melibatkan 400 responden di seluruh wilayah DKI Jakarta itu, 52,2 persen suara akan memilih Ahok jika pilkada DKI Jakarta diselenggarakan pada waktu data untuk survei ini diambil. Nama Ahok unggul dari 7 nama lain seperti Ridwan Kamil, Yusril Ihza Mahendra, Rano Karno, Adhyaksa Dault, Nachrowi Ramli, Ahmad Dhani, dan Sandiaga Uno.
Sementara itu Hasil survei prapilkada yang dilakukan Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menjelang Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang bertema "Calon Independen vis-a-vis Calon Partai". Pengamat Politik dari Lembaga Survey Center For Strategic And International Studies(CSIS), Philips J usario Vermonte mengatakan bahwa sangat sulit bagi para calon Gubernur DKI Jakarta yang lain untuk menyaingi Basuki Tjahja Purnama. Hal itu disampaikan oleh Philips berdasarkan hasil suvei lembaganya yang menempatkan tingkat elektabilitas Ahok jauh melebihi kandidat-kandidat yang lainnya.
"Dengan prosentase 45 persen, dan calon lainnya hanya bisa menguntit di angka 15 persen, akan sangat berat bagi calon lain untuk melawan Ahok di Pilkada DKI 2017 nanti," kata Philips saat merilis hasil survei DKI Jakarta 'Calon Independen Vis A Vis Calon Partai' di Gedung Pakarti Center Jalan Tanah Abang III, Jakarta Pusat, Senin(25/1/2016). Lebih lanjut Pria lulusan Universitas Adeleide Austrakia tersebut menjelaskan bahwa dari sebelas nama yang digadang-gadang maju dalam Pilkada DKI Tahun 2017 untuk melawannya hanya Walikota Bandung saja yang sedikit bisa menyainginya berdasarkan tingkat elektabilitasnya.
Peneliti Senior Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsudin Haris menuturkan bahwa elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok untuk maju dalam Pilkada Serentak meraih angka paling tinggi dalam survei yang dilakukan Cyrus Network. Ia menilai, meski kontroversial Ahok banyak didambakan rakyat karena ketegasannya. “Makin banyak pesaing Ahok dalam Pilkada, makin menguntungkan bagi Ahok. Sebab, segmen pendukung Ahok cukup stabil dan suara yang tidak mendukung Ahok menjadi pecah,” tuturnya dalam diskusi Survei Opini Publik DKI Jakarta 2015 di Jakarta, Rabu (11/11).