Kisruh tahapan dan hingga ditundanya Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kalimantan Tengah berawal dari surat rekomendasi yang diduga palsu dari pasangan calon (paslon) nomor urut 3 Ujang – Jawawi. “Harus dibongkar agar publik terang benderang, kisruh tahapan sampai ditundanya Pilgub Kalteng bermula dari ketidakberesan surat rekomendasi yang diduga palsu dari paslon nomor urut 3, ” ujar Lukas Tingkes, Tokoh Masyarakat Kalteng, dalam siaran persnya, Ahad (13/12).
Terkuaknya dugaan penggunaan surat rekomendasi palsu tesebut, sontak menjadi sorotan banyak pihak. Namun, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalteng terus melanjutkan tahapan, hingga dilaporkan ke KPU pusat dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). “Hasilnya investigasi Bawaslu dengan mengeluarkan keputusan dengan memberhentikan tiga komisioner KPU Kalteng. Hal itu mengindikasikan desas-desus selama ini mendekati kebenaran,” tegasnya.
Keanehan di KPU Kalteng dengan masih ditetapkannya tiga paslon, yaitu Sugianto Sabran-Habib Said Ismail Nomor urut 1, Willy M Yoseph-Wahyudi K Anwar Nomor urut 2 dan mencoret paslon Ujang Iskandar - Jawawi Nomor Urut 3. “KPU Kalteng terus melanjutkan tahapan pilgub dengan tetap memasukan paslon nomor 3. Padahal, paslon nomor urut 3 bermasalah secara hukum, ” katanya.
Sementara itu, Ketua Umum PPP Djan Faridz dalam berbagai kesempatan membanta pihaknya memberikan surat rekomendasi untuk pencalonan pada Pilgub Kalteng dari paslon nomor urut 3, Ujang-Nawawi. “Kami dari DPP PPP tidak pernah memberikan surat rekomendsi bagi paslon nomor urut 3, Ujang-Nawawi, ” katanya.
Bahkan, ketua DPP PPP, Achmad Dimyati Natakusumah memberikan pernyataan sikap dihadapan seluruh Komisioner KPU dan Bawaslu Kalteng dalam bentuk Berita Acara Verifikasi tertulis 14 dan 20 Agustus 2015 di Jakarta. Pemberian dukungan kepada Sugianto- Habib membuat terang keberpihakan partai berlambang kabah tersebut di Pilkada 2015 Kalteng. Karena disinyalir memberikan dukungan kepada paslon nomor urut 3. “Ini yang dinyatakan sah, yaitu dukungan diberikan kepada paslon nomor urut 1 Sugianto-Habib dan yang lain tidak pernah direkomendasikan, ” katanya. - republika