Pasangan Aji Sumarno – Abd Gani gugur dipencalonan membuat pilkada selayar ketat antara Basli Ali – Zainuddin dan Sayiful Arif – Junaidi. Direktur Eksekutif Indeks Politica Indonesia (IPI) Suwadi Idris Amir menilai kedua paket ini sama sama kuat karna terpenuhi unsur geopolitiknya antara Politisi – Birokrat Basli-Zainuddin dan Birokrat-Politisi Sayiful – Junaidi tinggal kerja-kerja politiknya kedua pasangan calon bupati dan wakil bupati tersebut.
Jika pilkada berjalan ketat maka semua kerja-kerja politik harus jalan dan tim harus kreatif dalam meyakinkan masyarakat tidak boleh blunder dalam gerakan,” kata Suwadi, Sabtu 8 Agustus. Bukan hanya itu, Lanjut Suwadi, keduanya harus kuat komunikasi politilknya terhadap tokoh-tokoh berpengaruh di selayar, political ID harus efektif karna pengaruh tokoh tokoh. “Seperti Bupati, Ince Langke sangat mempengaruhi hasil jika mendapat dukungan politik dari mereka, cuma jika dilihat dari keduanya pasangan Basli Ali – Zainuddin paling siap dan paling memungkinkan efektif dalam menjalankan political ID nya,” ungkapnya.
Upaya perlawanan terus dilakukan pasangan Aji Sumarno-Junaedi Faisal untuk tetap bisa ikut pilkada 9 Desember mendatang. Pasca digugurkan KPU Selayar, pasangan ini terus mendesak KPU mengakomodir mereka. Bukan hanya antara dua kubu paslon yang bertarung, melainkan pengaruh Bupati Syahrir Wahab yang tak lain mertua dari cabup Aji Sumarno. Direktur Nurani Strategic, Nurmal Idrus mengatakan seharusnya keputusan KPU baru disampaikan 24 Agustus mendatang. Sebab berdasarkan PKPU mengenai jadwal dan tahapan, penetapan calon baru dilakukan 24 Agustus mendatang.
Dia melihat ada kelalain yang dilakukan KPU. Kalaupun pada akhirnya Aji Sumarno gagal bertarung, maka persaingan head to head meski diwaspadai secara ketat. Potensi konflik akan semakin besar, sebab kekuatan, isu, dan kecurigaan hanya akan terpolarisasi pada dua kandidat. ”Namun, Justru potensi konflik yg lebih besar bisa saja akan terjadi pasca 24 Agustus. KPU harus bersikap tegas, konsisten dan satu suara. Komisioner tak boleh terpecah dan mereka harus siap menanggung risiko bersama-sama,” kata Nurmal, Sabtu 8 Agustus. Mantan Ketua KPU Makassar ini mengatakan kasus yang dialami Selayar, menjadi ujian awal komisioner saat ini. Tantangan pilkada kedepan akan jauh lebih berat dialami. Mereka harus berpegang pada aturan di UU dan PKPU. “Mereka tak boleh membuat interprestasi tersendiri terhadap aturan,” bebernya. (fajar)