Pemilihan kepala daerah (Pilkada) OKU Timur yang akan dilangsungkan pada 9 Desember mendatang berpotensi hanya diikuti oleh dua calon yakni HM Kholid MD berpasangan Dengan Fery Antoni (Kholid-Fery) dan Edward Jaya dan Sugeng Supriyanto (Edward-Sugeng) menyusul tidak direkomendasikannya calon wakil Bupati Eni Melani yang merupakan pasangan dari calon Bupati Juanda (Juanda-Eni).
Komisi Pemilihan Umum OKU Timur saat menggelar konferensi pers dipimpin langsung oleh Ketua KPU H Leo Budi Rachmadi SE, Kamis (6/8/2015) malam mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan lanjutan, maka calon wakil Bupati Eni Melani tidak direkomendasikan untuk melanjutkan pencalonannya. Keputusan tersebut kata dia, merupakan keputusan final.
"Namun kita tidak mengetahui apa yang menyebabkan dokter tidak merekomendasikan yang bersangkutan untuk melanjutkan pencalonannya. Jika ingin mengetahuinya silakan tanyakan langsung ke IDI karena kita disini hanya membacakan surag rekomendasi saja," kata Leo.
Menurut Leo, setelah membaca surat keputusan tersebut, pihaknya akan langsung menhirimkan surat kepada partai pengusung untuk segera melakukan pergantian nama hingga batas waktu yang telah ditentukan yakni tanggal 9 Agustus pukul 16.00. mendatang.
"Jika partai pengusung hingga batas waktu yang telah ditentukan tidak menyampaikan siapa calon pengganti, maka pasangan Juanda otomatis akan gugur karena tidak memenuhi syarat pencalonan," katanya.
Jika hingga batas waktu yang telah ditentukan kata dia, rekomendasi partai tidak cukup atau jumlah partai pengusung tidak sama dengan pasangan awal maka yang bersangkutan juga dinyatakan tidak memenuhi syarat dan tidak bisa melanjutkan proses pencalonan.
"Saat pencalonan awal Juanda-Eni diusung oleh partai Gerindra, PAN, dan Hanura. Jika setelah pergantian nanti ada pertai yang tidak memberikan rekomendasi, maka calon yang bersangkutan tidak bisa melanjutkan pencalonan," kata Leo.
Ketika ditanya kemungkinan calon yang akan maju hanya dua pasangan saja Leo mengaku tidak mau berspekulasi. Namun kata dia, dalam perpolitikan semuanya bisa saja terjadi.