Pemilihan kepala daerah (Pilkada) Provinsi Kepulauan Riau hingga kini belum beranjak dari dua nama, yakni HM Sani dan HM Soerya.
Keduanya pun diperkirakan akan bersaing ketat selaku incumbent yang hampir dipastikan sudah sama-sama mengantongi dukungan. Setidaknya, hal tersebut bertahan hingga satu bulan jelang dimulainya tahapan Pilkada, pada Juli 2015. Diluar nama itu, sebenarnya masih ada Huzrin Hood, namun masih belum mendapat kepastian dukungan.
Pilkada Serentak Provinsi Kepulauan Riau 2015 :
1. Kota Batam
2. Kab. Kepulauan Anambas
3. Kab. Bintan
4. Kab. Lingga
5. Kab. Karimun
6. Kab. Natuna
Direktur Pusat Kajian Kebijakan Publik Umrah Suradji, mengatakan, dengan sisa waktu kurang lebih 6 bulan, sulit memunculkan nama-nama baru. Apalagi hasil beberapa lembaga survei, hanya dua nama itu yang elektabilitasnya di atas 15 persen. "Ada kemungkinan tiga, asal Huzrin Hood mengantongi restu dari Golkar dan mampu membangun koalisi dengan partai lain. Tapi itu sulit," kata Umrah Suradji di Jakarta, Selasa (12/5/2015).
Dengan demikian, lanjutnya, kemungkinan akan terjadi duel seru antara HM Sani dan HM Soerya. Ditambah lagi, keduanya sudah mulai bersosialisasi serta menghimpun dukungan baik di tingkat elit partai maupun di tingkat pemilih di seluruh kota/kabupaten se-Kepri.
Suradji berpendapat, terdapat beberapa keuntungan jika pemilihan Gubernur Kepulauan Riau hanya dikuti oleh dua nama incumbent. Pertama, sambungnya, masyarakat dapat lebih mengenal karakter dan latar belakang masing-masing calon dengan memilah kelebihan dan kekurangan masing-masing. "Panwaslu juga lebih mudah mengawasi, proses pelaksanaan Pilkada juga lebih efektif dan efisien," ujarnya.
Keuntungan lain, kata Suradji, dukungan pemilih akan terpusat pada dua kekuatan yang dapat memperkuat legitimasi masyarakat terhadap Gubernur terpilih. Sehingga, lanjutnya, pemimpin yang lahir nantinya adalah pemimpin yang benar-benar menjadi pelayan rakyat, bukan petugas partai yang mengabdi pada kelompoknya.
Namun begitu, ia juga mengingatkan dampak pemilihan kepala daerah dengan dua calon. Salah satunya, terjadinya gejala pengkubuan dalam masyarakat termasuk di lingkup keluarga. Karenanya, ia berharap banyak pada kedewasaan politik masyarakat di Pilkada nanti.