Polres Yahukimo mewaspadai daerah Dekai, Ibukota Kabupaten Yahukimo sebagai daerah rawan dalam pelaksanaan Pilkada serentak 9 Desember mendatang.
Kapolres Yahukimo, AKBP Ade Djaja Subadja mengatakan Dekai diwaspadai untuk terjadinya konflik, karena pusat politik di ibukota kabupaten sangat kuat. “Ada 51 distrik di Yahukimo, kami mewaspadai Dekai, sebagai pusatnya. Sementara distrik lainnya masih landai,” jelasnya kepada wartawan di Jayapura, Kamis (6/8).
Pendekatan kepada masyarakat juga dilakukan, berkaitan dengan 4 calon kandidat yang saat ini telah mendaftar ke KPUD Yahukimo. Sebab polisi melihat dari beberapa kandidat, ada persaingan di masa lalu dan ada kandidat yang dijagokan oleh bupati yang saat ini memimpin Yahukimo dan tak bisa mencalonkan kembali.
“Kami mohon kepada masyarakat Yahukimo untuk bisa membantu jalannya pilkada nanti. Kepada masyarakat yang saling berseberangan, agar jangan saling melakukan provokasi dan memancing situasi di Yahukimo, yang akhirnya bisa menjadi konflik. Sebab pesta demokrasi ini adalah pesta rakyat,” ucapnya.
Sementara untuk antisipasi pendropingan logistik pilkada, agar tak terlambat, pihak kepolisian setempat terus melakukan koordinasi dengan KPUD Yahukimo, agar didorong terus koordinasi dengan pihak lainnya.
“Kami berharap Yahukimo tak mengalami keterlambatan lagi untuk pilkada serentak, seperti tahun-tahun sebelumnya. Proses tender oleh KPUD juga dilakukan secara terbuka dan transparant. Ini dimaksudkan jangan sampai ada keterlambata seperti pilkada tahun-tahun sebelumnya. Kalau mereka main-main, pasti kami tindak tegas,” paparnya.
Dalam pilkada serentak tahun ini, 4 calon pasang kepala daerah maju dalam pilkada serentak. Pemkab Yahukimo menganggarkan Rp 53 miliar dalam pelaksanaan Pilkada ini. Anggaran paling banyak digunakan adalah pendropingan logistik ke 51 distrik yang rata-rata menggunakan pesawat udara.