Donald Trump dipastikan menjadi Presiden AS berikutnya setelah memenangi Pemilu Amerika Serikat, mengalahkan pesaingnya Hillary Clinton, Rabu (9/11). Trump meraih 276 electoral votes (dan masih bertambah), sementara Clinton meraih 218 suara. Dikutip dari laporan langsung CNN.com, Trump yang meraih banyak suara di negara bagian North Carolina, South Carolina dan Florida unggul cepat saat suara dari Pantai Timur masuk ke pusat data. Meski menang di New York, Virginia dan Massachusetts, Clinton tetap tertinggal dari Trump. Suara Clinton sempat meningkat tajam, seperti dipantau dari nytimes.com, saat negara bagian yang berada di Pantai Barat seperti California, Oregon dan Washington dimenangi oleh partai pendukung Clinton, Demokrat.
Setelah kampanye panjang, melelahkan dan penuh drama, Donald Trump akhirnya terpilih sebagai presiden Amerika Serikat pada Rabu (9/11) waktu Indonesia. Coba berhenti sejenak. Pahami apa yang sedang terjadi: seseorang yang membanggakan pelecehan seksual, merendahkan wanita, menyebut para imigran Meksiko sebagai pelaku pemerkosaan, berniat melarang Muslim untuk masuk ke Amerika Serikat dan menuduh mereka sebagai teroris, memuji Vladimir Putin, memperoleh dukungan dari pemimpin kelompok rasis KKK, serta menyuruh Jepang dan Korea Selatan membuat senjata nuklir mereka sendiri, telah berhasil menjadi pemimpin sebuah negara yang memiliki kekuatan militer dan perangkat mata-mata terbesar di dunia.