Hasil Survei Elektabilitas Pilpres 2014

Survei terakhir Indikator Politik Indonesia menunjukkan elektabilitas bakal calon presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo alias Jokowi, cenderung menurun. Sementara itu, elektabilitas bakal calon presiden Partai Gerindra, Prabowo Subianto, mengalami peningkatan. Meski demikian, Jokowi tetap masih unggul relatif jauh.

Dalam survei top of mind, Jokowi masih unggul dengan elektabilitas sebesar 31,8 persen. Prabowo menyusul di bawahnya dengan 19,8 persen. Elektabilitas Jokowi itu turun dari survei bulan Maret 2014, yang saat itu mendapatkan 32,5 persen, sementara Prabowo pada saat itu baru di angka 11,4 persen.

"Suara Jokowi cenderung stagnan dan menurun. Yang menarik, Prabowo secara top of mind naik signifikan," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi saat memaparkan hasil survei di Jakarta, Selasa (14/5/2014).

Ketika responden disodorkan 14 nama bakal capres, Jokowi tetap unggul dengan 39,7 persen suara. Sementara itu, Prabowo mendapatkan 23,8 persen. Perolehan suara Jokowi itu juga turun dari survei bulan Maret, yang saat itu memperoleh 45,6 persen. Adapun Prabowo ketika itu masih di angka 15,1 persen.

Dalam simulasi tiga nama, yakni Jokowi, Prabowo, dan bakal calon presiden Partai Golkar, Aburizal Bakrie, Jokowi tetap di atas. Jokowi mendapat 45,5 persen suara, Prabowo 30,11 persen, dan Aburizal 11,6 persen. 

"Padahal pada bulan Maret, elektabilitas Jokowi dalam simulasi tiga nama bisa menang satu putaran karena sampai 55,7 persen," tambah Burhan.

Sementara itu, elektabilitas Prabowo baru di angka 20 persen.
"Kalau melihat data ini, Jokowi belum aman. Namun, peluang Prabowo juga belum tentu tuh karena selisihnya masih cukup jauh," ujar Burhan.

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta itu menilai, semuanya tergantung pada dinamika politik dan usaha kedua bakal capres itu ke depan. "Dalam politik, semua kemungkinan bisa terjadi," pungkas Burhan.

Menurut Indikator Politik, populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang mempunyai hak pilih dengan jumlah sampel 1.220 orang. Margin of error plus minus 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Metode dilakukan dengan wawancara tatap muka pada 20-26 April 2014. - Kompas

Selengkapnya

KPU Harus Perbaiki Kinerja Hadapi Pilpres

Pengurus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kabupaten Biak Numfor, Papua, berharap Komisi Pemilihan Umum (KPU) memperbaiki kinerja menghadapi Pemilihan Presiden, 20 Juli 2014.

"Hasil evaluasi PDIP terhadap penyelenggaraan Pemilu Legislatif 9 April banyak terjadi pelanggaran dan penggelembungan suara di berbagai tempat pemungutan suara," ujar Sekretaris DPC PDIP Biak Jan Dantje Kbarek dihubungi di Biak, Jumat.

Menurut dia, adanya pelanggaran pemilu bukan hanya merugikan caleg yang bersangkutan, tetapi juga merusak tatanan demokrasi rakyat Indonesia.

Bagi PDIP Biak, lanjut Kbarek, pelaksanaan Pemilu Legislatif 2014 sangat tidak memuaskan sebab kurang jujurnya aparat penyelenggara di lapangan, terutama saat penghitungan suara caleg parpol.

"Catatan buruk kinerja KPU beserta jajaran serta Panwaslu yang lemah membuat caleg sangat tidak puas dengan hasil pemilu," ujar politisi PDIP yang kini menjabat Wakil Ketua II DPRD Biak Numfor itu.

Pengurus PDIP Biak, lanjut Kbarek, mendesak KPU segera mengganti petugas penyelenggara pemungutan suara yang terindikasi melakukan pelanggaran sehingga tidak terulang pada waktu pemungutan suara di Pemilu Presiden mendatang.

Menyinggung pelanggaran pidana pemilu, lanjut Kbarek, ia sangat mendukung pelakunya diproses sesuai peraturan hukum yang berlaku.

Hingga Jumat pagi, hasil rekapitulasi suara Pemilu Legislatif telah dibawa KPU Papua ke Jayapura untuk dilakukan pleno rekapitulasi tingkat Provinsi Papua yang berlangsung sejak Kamis 24 April 2014.

Partai besar, di antaranya PDIP, Golkar, Nasdem, PPP, Hanura, Gerindra, Demokrat dan PKB masih mendominasi perolehan suara caleg parpol. (Antara)

Selengkapnya